TEORI PRODUKSI DAN KEGIATAN PERUSAHAAN
Makalah
Untuk
Memenuhi Nilai Mata Kuliah Pengantar Teori Mikro Ekonomi
2. Desi Supriyatin
PRODI
AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PAMULANG
Jalan Surya Kencana
Nomor : 1, Pamulang
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan kehadirat
Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga
kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya
yang berjudul “teori produksi dan kegiatan perusahaan”. Diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi kepada
kita semua tentang teori produksi dan kegiatan perusahaan, serta fungsi produksi bagi perekonomian .
Kami menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak
yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir
kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT
senantiasa meridhoi segala usaha kita. Amin.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Teori
tingkah laku konsumen memberikan latar belakang yang penting di dalam memahami sifat permintaan para pembeli di
pasar. Untuk melihat seluk-beluk kegiatan perusahaan dalam memproduksi dan
menawarkan barangnya diperlukan analisisa ke atas kegiatan memproduksinya. Pertama-tama
harus dianalisis sampai dimana faktor-faktor produksi akan digunakan untuk menghasilkan
barang yang akan di produksikan. Sesudah itu perlu pula dilihat biaya produksi
untukmenghasilkan brang-barang tersebut. Dan akhirnya perlu dianalisis
bagaimana seorang pengusaha akan membandingkan hasil penjualan produksinya
dengan biaya produksi yang dikeluarkan, untuk menentukan tingkat produksi yang
akan memberikan keuntungan yang maksimum kepadanya.
1.2
Identifikasi
Masalah
Dari latar
belakang diatas dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut :
Analisis ke atas berbagai aspek kegiatan produksi
1.3
Pembatasan Masalah
Dari
latar belakang dan identifikasi masalah di atas, hanya meliputi uraian tentang
bentuk-bentuk organisasi perusahaan dan analisis mengenai hubungan diantara
faktor-faktor produksi yang digunakan dengan tingkat produksi yang akan
dicapai.
1.4
Rumusan Masalah
Dari latar
belakang dan identifikasi masalah serta pembatasan masalah mengenai teori produksi
dan kegiatan perusahaan,
penulis dapat merumuskan masalah sebagai
berikut :
1.4.1 Apa bentuk-bentuk
organisasi perusahaan?
1.4.2 Apa maksud dari
Perusahaan ditinjau dari sudut teori ekonomi ?
1.4.3 Apakah fungsi
produksi ?
1.5 Tujuan Makalah
Dari masalah diatas, secara garis besar tujuan dari penyusunan
makalah ini adalah untuk menjelaskan dan agar dapat mengetahui secara jelas mengenai teori produksi
dan kegiatan perusahaan.
1.6 Manfaat Makalah
Makalah ini disusun dengan harapan dapat memberikan kegunaaan atau
manfaat baik secara teoritis maupun secara praktis. Secara teoritis, makalah
ini berguna sebagai pengembangan ilmu, sesuai dengan masalah yang
dibahas dalam makalah ini. Secara praktis, makalah ini diharapkan bermanfaat
bagi:
1.6.1 Penulis, seluruh
kegiatan penyusunan dan hasil dari penyusunan makalah ini diharapkan dapat
menambah pengalaman, wawasan dan ilmu dari masalah yang dibahas dalam makalah
ini;
1.6.2 Pembaca, makalah ini
daharapkan dapat dijadikan sebagai sumber tambahan dan sumber informasi dalam
menambah wawasan pembaca.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 BENTUK- BENTUK ORGANISASI PERUSAHAAN
Organisasi
perusahaan dapat dibedakan kepada
tiga bentuk organisasi yang pokok,
yaitu: perusahaan perseorangan, firma dan perseroan terbatas.
2.1.1 Perusahaan Perseorangan
Perusahaan
Perseorangan adalah organisasi perusahaan yang terbanyak jumlahnya dalam setiap
perekonomian. Yaitu modalnya tidak begitu besar dan begitu pula halnya dengan
hasil produksi dan penjualannya.
2.1.2 Perusahaan Perkongsian atau Firma
Perusahaan
Perkongsian atau Firma adalah organisasi perusahaan yang dimiliki oleh beberapa
orang. Modal perusahaan dikumpulkan dari anggota perkongsian itu. Setiap
anggota perkongsian mempunyai tugas untuk menjalakan dan mengembanngkan
perusahaan yang mereka dirikan.
2.1.3 Perseroan Terbatas
Dari
segi jumlah produksi dan hasil penjualan yang dilakukannya, organisasi
perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas adalah bentuk perusahaan yang
paling penting. Perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas dapat mengumpulkan
modal secara mengeluarkan saham.
2.2 BENTUK LAIN ORGANISASI PERUSAHAAN
Tiga
jenis organisasi perusahaan di atas adalah perusahaan yang meliputi sebagian
besar perusahaan yang ada di berbagai perekonomian. Di samping itu terdapat
juga organisasi perusahaan yang bentuknya sedikit berbeda dari ketiga jenis
yang diuraikan di atas, yaitu: perusahaan negara dan koperasi.
2.2.1 Perusahaan Milik Negara
Perusahaan
ini lebih di kenal sebagai BUMN. Perusahaan negara dikelola seperti perusahaan
perseroan terbatas. Perbedaanya terletak pada pemilikan perusahaan tersebut,
yaitu saham-saham dari perusahaan negara dimiliki oleh pemerintah.
2.2.2 Perusahaan Koperasi
Perusahaan
koperasi adalah perusahaan yang didirikan bukan untuk mencari keuntungan tetapi
untuk melindungi kepentingan para anggotanya. Perusahaan koperasi dapat
dibedakan menjadi tiga, yaitu: koperasi konsumsi, koperasi produksi dan
koperasi kredit.
2.3 PERUSAHAAN DITINJAU DARI SUDUT TEORI
EKONOMI
Di
dalam teori ekonomi, di dalam menganalisis kegiatan perusahaan yang memproduksi
barang dan jasa untuk memenuhi permintaan yang wujud di pasar, dan berbagai perbedaan
tersebut tidak diperhatikan. Analisis yang dibuat tidak membedakan apakah
perusahaan itu perusahaan pemerintah atau swasta dan apakah perusahaan swasta
itu berbentuk perusahaan perseorangan atau perkongsian atau perseroan terbatas.
Begitu pula tidak dilakukan pembedaan diantara perusahaan kecil dan perusahaan
raksasa dan perusahaan pertanian, industri atau perdagangan.
2.4 TUJUAN PERUSAHAAN:
MEMAKSIMUMKAN KEUNTUNGAN
Dalam
teori ekonomi, pemisalan terpenting dalam menganalisis kegiatan perusahaan “
mereka akan melakukan kegiatan memproduksi sampai kepada tingkat di mana
keuntungan mereka mencapai jumlah yang maksimum”. Dalam praktek, pemaksimuman
keuntungan bukanlah satu-satunya tujuan perusahaan. Ada perusahaan yang menekankan
kepada volume penjulan ada pula yang memasukkan pertimbangan politik dalam menentukan tingkat
produksi yang akan di capai. Ada pula perusahaan yang lebih menekankan kepada
usaha untuk mengabdi kepentingan masyarakat dan kurang memperhatikan tujuan
mencari keuntungan yang maksimum. Telah terbukti bahwa analisis terhadap
kegiatan perusahaan yang didasarkan kepada tujuan memaksimumkan keuntungan
memperoleh kesimpulan yang sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya.
2.5 CARA MENCAPAI TUJUAN MEMAKSIMUMKAN
KEUNTUNGAN
Keuntungan
atau kerugian adalah perbedaan antara hasil penjualan dan biaya produksi.
Keuntungan diperoleh apabila hasil penjualan melebihi dari biaya produksi, dan
kerugian akan dialami apabila hasil penjualan kurang dari biaya produksi. Keuntungan
yang maksimum dicapai apabila perbedaan di antara hasil penjualan dan biaya
produksi mencapai tingkat yang paling besar.
2.5.1 Fungsi Produksi
Yang
dinamakan fungsi produksi adalah hubungan diantara factor-faktor produksi dan
tingkat produksi yang diciptakannya. Faktor-faktor produksi seperti telah
dijelaskan, dapat dibedakan kepada empat golongan, yaitu: tenaga kerja, tanah,
modal dan keahlian keusahawanan. Hanya tenaga kerja dipandang sebagai factor
produksi yang berubah-ubah jumlahnya . dengan demikian, di dalam menggambarkan
hubungan di antara faktor produksi yang digunakan dan tingkat produksi yang
dicapai, yang digambarkan adalah hubungan di antara jumlah tenaga kerja yang
digunakan dan jumlah produksi yang dicapai.
2.5.2 Peminimuman Biaya Produksi
Di
dalam memikirkan aspek yang kedua, yaitu menentukan komposisi faktor produksi
yang akan meminimumkan biaya produksi, produsen perlu memperhatikan (i)
besarnya pembayaran kepada faktor produksi tambahan yang akan digunakan, dan
(ii) besarnya pertambahan hasil penjualan
yang diwujudkan oleh faktor produksi yang ditambah tersebut.
2.6 JANGKA PENDEK DAN JANGKA PANJANG
Dalam
menganalisis bagaimana perusahaan melakukan kegiatan produksi, teori ekonomi
jangka waktu analisis kepada dua jangka waktu: jangka waktu pendek dan jangka
waktu panjang. Analisis ke atas kegiatan memproduksi perusahaan dikatakan di
dalam jangka pendek apabila sebagian dari fkctor produksi dianggap tetap jumlahnya.
Didalam masa tersebut perusahaan tidak dapat menambah jumlah faktor produksi
yang dianggap tetap tersebut.
Dalam
jangka panjang semua faktor produksi dapat mengalami penambahan. Ini berarti
bahwa dalam jangka panjang setiap factor produksi dapat ditambah jummlahnya
kalau memang hal tersebut yang berlaku di pasar.
2.7 FIRMA DAN INDUSTRI
Dalam
teori ekonomi firma atau perusahaan adalah suatu badan usaha yang menggunakan
faktor-faktor produksi untuk menghasilkan barang-barang yang dibutuhkan
masyarakat.
Pengertian
industri dalam teori ekonomi sangat berbeda artinya dengan pengertian industri
yang pada umumnya dimengerti orang. Dalam teori ekonomi istilah industri
diarikan sebagai kumpulan firma-firma yang
menghasilkan barang yang sama atau saat bersamaan yang terdapat pada
suatu pasar.
2.8 FUNGSI PRODUKSI
Faktor-faktor
produksi dikenal pula dengan istilah input dan jumlah produksi selalu juga
disebut sebagai output. Fungsi produksi selalu dinyatakan dalam bentuk rumus,
yaitu seperti berikut:
Q
= f (K, L, R, T)
Dimana K adalah jumlah stok modal, L adalah
jumlah tenaga kerja dan ini meliputi berbagai jenis tenaga dan keahlian
kewirausahaan, R adalah kekayaan alam, dan T adalah tingkat teknologi yang
digunakan. Sedangkan Q adalah jumlah produksi yang dihasilkan oleh berbagai
jenis faktor-faktor produksi tersebut, yaitu secara bersama digunakan untuk
memproduksi barang yang sedang dianalisis sifat produksinya.
Teori
produksi dalam ilmu ekonomi membedakan analisanya kepada dua pendekatan berikut:
2.8.1 Teori produksi dengan satu faktor berubah
Teori produksi
yang sederhana menggambarkan tentang hubungan di antara tingkat produksi suatu
barang dengan jumlah tenaga kerja yang digunakan untuk menghasilkan berbagai
tingkat pada produksi barang tersebut.
Dalam analisis
tersebut dimisalkan bahwa faktor-faktor produksi lainnya adalah tetap
jumlahnya, yaitu modal dan tanah jumlahnya dianggap tidak mengalami perubahan.
Juga teknologi dianggap tidak mengalami perubahan. Satu-satunya faktor produksi
yang dapat diubah jumlahnya adalah tenaga kerja.
Ø
HUKUM HASIL LEBIH YANG SEMAKIN
BERKURANG
Hukum
hasil lebih yang semakin berkurang menyatakan bahwa apabila faktor produksi
yang dapat diubah jumlahnya terus menerus ditambah rsebanyak satu unit, pada
mulanya produksi total akan semakin banyak pertambahannya, tetapi sesudah
mencapai suatu tingkat tertentu produksi tambahan akan semakin berkurang dan
akhirnya mencapai nilai negative. Sifat pertambahan produksi seperti ini
menyebabkan pertambahan produksi total semakin lambat dan akhirnya ia mencapai
tingkat yang maksimum dan kemudian menurun.
Dengan
demikian pada hakikat nya hukum hasil lebih yang semakin berkurang menyatakan
bahwa hubungan diantara tingkat produksi dan jumlah tenaga kerja yang digunakan
dapat dibedakan dalam tiga tahap, yaitu :
·
Tahap
Pertama : Produksi total
mengalami pertambahan yang semakin cepat
·
Tahap
Kedua : Produksi total pertambahan nya semakin lambat
·
Tahap
Ketiga : Produksi total semakin lama semakin berkurang
Tabel
9.1
Hubungan
Jumlah Tenaga Kerja dan Jumlah Produksi
________________________________________________________________
Tanah Tenaga Kerja Produksi Total Produksi Produksi Tahap
(hektar) (orang) (unit) Marjinal rata-rata
(unit) (unit)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 1 150 150 150
1 2 400 250 200 PERTAMA
1 3 810 410 270
1 4 1080 270 270
1 5 1290 210 258
1 6 1440 150 240 KEDUA
1 7 1505 65 215
1 8 1520 15 180
1 9 1440 -80 160 KETIGA
1 10 1300 -140 130
Dalam
Tabel. 9.1 dikemukakan suatu gambaran mengenai produksi suatu barang pertanian
di atas sebidang tanah yang tetap jumlahnya, tetapi jumlah tenaga kerjanya
berubah-ubah. Dalam gambaran itu ditunjukkan bahwa produksi total yang
ditunjukkan dalam kolom (3) mengalami pertambahan yang semakin cepat apabila
tenaga kerja ditambah dari 1 menjadi 2, dan 2 menjadi 3. Maka dalam keadaaan
ini kegiatan memproduksi mencapai tahap pertama. Dalam tahap ini setiap
tambahan tenaga kerja menghasilkan tambahan produksi yang lebih besar dari yang
dicapai pekerja sebelumnya. Dalam analisis ekonomi keadaaan itu dinamakan
produksi marjinal pekerja yang semakin bertambah. Dan dalam kolom (4) yaitu
data produksi marjinal pada tahap pertama menggambarkan keadaan tersebut.
Apabila
tenaga kerja ditambah dari 3 menjadi 4, kemudian 4 menjadi 5 dan selanjutnya
sampai ke 7, produksi total tetap bertambah; tetapi jumlah pertambahannya
semakin lama semakin sedikit. Maka dalam keadaan ini produksi mencapai tahap
kedua, yaitu keadaan dimana produksi marjinal semakin berkurang. Maksdnya,
setiap pertambahan pekerja akan menghasilkan tambahan produksi kurang daripada
tambahan produksi pekerja sebelumnya.
Pada
tahap ke tiga, pertambahan tenaga kerja tidak akan menambah produksi total,
yaitu produksi total berkurang. Pada waktu tenaga kerja bertambah dari 7
menjadi 8, produksi total masih mengalami peningkatan, yaitu sebanyak 15 unit.
Akan tetapi apabila satu lagi tenaga kerja ditambah-dari 8 pekerja menjadi 9
pekerja, produksi totalnya menurun. Produksi total berkurang lebihh lanjut apabila
tenaga kerja menjadi 10.
·
Produksi
Total, Produksi Rata-Rata dan Produksi Marjinal
a)
Kolom
(4) menunjukkan nilai Produksi Marjinal yaitu tambahan produksi yang
diakibatkan oleh pertambahan satu tenaga kerja yang digunakan. Apabila ΔL
adalah pertambahan tenaga kerja, ΔTP adalah pertambahan produksi total, maka
produksi marjinal (MP) dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut :
ΔTP

ΔL
b)
Besarnya produksi rata-rata yaitu produksi yang secara rata-rata dihasilkan
oleh setiap pekerja, ditunjukkan dalam kolom (5). Apabila produksi total adalah
TP, jumlah tenaga kerja adalah L, maka produksi rata-rata (AP) dapat dihitung
dengan menggunakan persamaan berikut.
TP

L
·
Kurva
Produksi Total, Produksi Rata-Rata dan Produksi Marjinal
|
||||
![]() |
||||
Jumlah
Produksi
|
|
|||||||||||
Tahap I
|
Tahap II
|
Tahap III
|
||||||||||
![]() |
||||||||||||
410
|
||||||||||||
![]() |
||||||||||||
270
|
||||||||||||
AP
|
||||||||||||
AP
|
||||||||||||
0
|
3
|
4
|
8
|
|||||||||
MP
|
||||||||||||
Jumlah tenaga kerja
|
||||||||||||
2.8.2 Teori
produksi dengan dua faktor berubah
Dalam
analisis yang berikut dimisalkan terdapat dua jenis faktor produksi yang dapat
diubah jummlah nya . kita misalkan yang dapat diubah adalah tenaga kerja dan
modal. Misalkan pula bahwa kedua faktor produksi yang dapat berubah ini dapat
ditukar-tukarkan penggunaannya; Yaitu Tenaga kerja dapat menggantikan modal
atau sebaliknya. Apabila dimisalkan pula harga tenaga kerja dan pembayaran per
unit kepada faktor modal diketahui, analisis tentang bagaimana perusahaan akan
meminimumkan biaya dalam usaha nya untuk mencapai suatu tingkat produksi
tertentu dapat ditunjukan.
2.8.2.1
Kurva Produksi Lama ( Isoquant )
Misalkan
seorang pengusaha ingin memproduksi suatu barang sebanyak 1000 unit. Untuk
memproduksi barang tersebut ia menggunakan tenaga kerja dan modal yang
penggunaannya dapat dipertukarkan. Dalam tabel 9.2 digambarkan empat gabungan
tenaga kerja dan modal yang akan menghasilkan produksi sebanyak 1000 unit.
TABEL 9.2
Gabungan
Tenaga Kerja dan Modal untuk Menghasilkan 1000 Unit Produksi
Gabungan
|
Tenaga kerja (Unit)
|
Modal (Unit)
|
A
|
1
|
6
|
B
|
2
|
3
|
C
|
3
|
2
|
D
|
6
|
1
|
Gabungan
A menunjukkan bahwa 1 unit tenaga kerja dan 6 unit modal dapat menghasilkan produksi yang diinginkan
tersebut. Gabungan B menunjukkan bahwa yang diperlukan adalah unit tenaga kerja
dan 3 unit modal. Gabungan C menunjukkan bahwa yang diperlukan adalah tenaga
kerja dan 2 unit modal. Akhirnya gabungan D menunjukkan bahwa yang diperlukan
adalah 6 unit tenaga kerja dan 1 unit
modal.
GAMBAR
9.2
Kurva
Produksi Sama
Modal
|
![]() ![]() ![]()
|
||||||||||
A
|
|||||||||||
6
|
|||||||||||
B
|
IQ 3= 4000
|
||||||||||
3
|
C
|
IQ 2= 3000
|
|||||||||
2
|
D
|
IQ 1= 2000
|
|||||||||
1
|
IQ = 1000
|
||||||||||
0
|
1
|
2
|
3
|
6
|
|||||||
Tenaga
Kerja
|
Kurva
IQ dalam gambar 9.2 dibuat berdasarkan gabungan tenaga kerja dan modal yang
terdapat dalam tabel 9.2. Kurva tersebut dinamakan kurva produksi sama atau
isoquant. Ia menggambarkan gabungan
tenaga kerja dan modal yang akan menghasilkan satu tingkat produksi tertentu. Dalam
contoh yang dibuat tingkat produksi terebut adalah 1000 unit. Di samping itu
didapati kurva IQ1, IQ2,
dan IQ3 yang terletak di atas kurva IQ. Ketiga kurva-kurva lain
tersebut menggambarkan tingkat produksi yang berbeda-beda, yaitu berturut-turut
sebanyak 2000 unit, 3000 unit, dan 4000 unit ( semakin jauh dari titik 0
letaknya kurva, semakin tinggi tingkat produksi yang ditunjukkan).
Masing-masing kurva yang baru tersebut menunjukkan gabungan-gabungan tenaga
kerja dan modal yang diperlukan untuk menghasilkan tingkat produksi yang
ditunjukkannya.
2.8.2.2
Garis Biaya Sama
( Isocost)
Untuk
menghemat biaya produksi dan memaksimumkan keuntungan, perusahaan harus
meminimumkan biaya produksi. Untuk membuat analisis mengenai peminimuman biaya
produksi perlulah dibuat garis biaya sama atau isocost. Garis ini menggambarkan gabungan faktor-faktor produksi yang dapat
diperoleh dengan menggunakan sejumlah biaya tertentu. Untuk menentukan
garis biaya sama data berikut diperlukan :
-
Harga
faktor-faktor produksi yang digunakan
-
Jumlah
uang yang tersedia untuk membeli faktor-faktor produksi.
GAMBAR
9.3
Garis
Biaya Sama
7
|
![]() |
|||||||||||||||
![]()
|
![]() |
|||||||||||||||
5
|
![]() |
|||||||||||||||
4
|
![]() |
|
|
|
||||||||||||
2
|
A
|
|||||||||||||||
0
|
4
|
6
|
8
|
10
|
12
|
14
|
||||||||||
Tenaga kerja
|
Berdasarkan
contoh yang dibuat diatas misalkan upah tenaga kerja adalah Rp. 10.000 dan
biaya modal per unit dan biaya modal per unit adalah Rp. 20.000; sedangkan
jumlah uang yang tersedia Rp. 80.000.
Garis TC dalam Gambar 9.3 menunjukan gabungan -gabungan tenaga kerja dan modal
yang dapat diperoleh dengan menggunakan Rp. 80.000 apabila upah tenaga kerja
dan biaya modal per unit adalah seperti yang dimisalkan di atas. Uang tersebut,
apabila digunakan untuk memperoleh “modal” saja akan memperoleh 80.000/20.000 =
4 unit, dan kalau digunakan untuk memperoleh tenaga kerja saja akan memperoleh
80.000/10.000 = 8 unit. Seterusnya
titik A pada TC menunjukkan dana sebanyak Rp. 80.000 dapat digunakan untuk
memperoleh 2 unit modal dan 4 pekerja. Dalam Gambar 9.3 ditunjukkan beberapa
garis biaya sama yang lain yaitu TC1, TC2, dan TC3.
Garis-garis itu menunjukkan garis biaya sama apabila jumlah uang yang tersedia
adalah Rp. 100.000, Rp. 120.000, dan Rp. 140.000.
2.8.2.3 Meminimumkan Biaya atau Memaksimumkan Produksi
GAMBAR 9.4
Meminimumkan Biaya atau Memaksimumkan Produksi
![]()
|
![]() ![]() |
![]() ![]() |
||||||||||||
![]() |
|
|||||||||||||
14
|
![]() |
|||||||||||||
12
|
E
|
|
||||||||||||
8
|
P
|
|
||||||||||||
|
|
|||||||||||||
|
|
|
||||||||||||
0
|
9
|
12
|
21
|
30
|
||||||||||
Tenaga kerja
|
Dalam Gambar 9.4 serentak ditunjukkan kurva produksi sama garis biaya
sama. Dengan penggabungan kedua kurva ini dapat dijelaskan hal-hal berikut :
1.
Apabila jumlah
pengeluaran untuk membiayai produksi sudah ditentukan, keadaan yang
bagaimanakah yang akan memaksimumkan produksi ?
2.
Apabila jumlah produksi yang ingin dicapai telah
ditentukan, keadaan yang bagaimanakah yang meminimumkan biaya ?
Memaksimumkan
Produksi
Dalam persoalan yang dinyatakan No. 1 dimisalkan biaya yang dibelanjakan
untuk membeli per unit modal adalah Rp. 15.000, upah tenaga kerja adalah Rp.
10.000, dan biaya yang disediakan produsen adalah Rp. 300.000. Dengan uang
sebanyak Rp. 300.000 produsen dapat – sekiranya iya membeli satu jenis faktor
produksi saja-memperoleh 20 unit modal atau 30 tenaga kerja. Garis biaya TC3
menggambarkan gabungan tenaga kerja dan modal yang dapat diperoleh dengan
menggunakan uang yang tersedia. Persoalannya sekarang, manakah gabungan yang
akan menghasilkan produksi yang paling maksimum ? Terdapat 5 titik yang
terletak pada berbagai kurva produksi sama yang merupakan titik perpotongan
atau titik persinggungan dengan garis TC2
yaitu A, B, C, D dan E. Dari kelima titik ini titik E terletak di kurva
produksi sama yang paling tinggi yaitu kurva produksi sama pada tingkat
produksi sebanyak 2500 unit. Ini berarti gabungan yang diwujudkan oleh titik E
akan memaksimumkan jumlah produksi yang dapat dibiayai oleh uang sebanyak Rp.
300.000. Gabungan tersebut terdiri dari 12 unit modal dan 12 tenaga kerja.
Meminimumkan
Produksi
Untuk dapat membuat analisis mengenai persoalann dalam No. 2, perlu
dibuat pemisahan mengenai tingkat produksi yang ingin dicapai. Misalkan
produsen ingin memproduksi sebanyak 1500 unit. Dalam Gambar 9.4 keinginan ini
digambarkan oleh kurva produksi sama IQ. Dapat dilihat bahwa kurva itu dipotong
atau disinggung oleh garis-garis biaya sama di 5 titik, yaitu titik A, B, Q, R,
dan P. Titik-titik ini menggambarkan gabungan-gabungan tenaga kerja dan modal
yang dapat digunakan untuk menghasilkan produksi sebanyak yang diinginkan. Dari
gabungan-gabungan tersebut, yangmanakah yang
akan memakan biaya yang paling murah? Yang biayanya paling minimum
adalah gabungan yang ditunjukkan oleh titik yang terletak pada garis biaya sama
yang paling rendah. Titik P adalah pada garis biaya sama ( yang menyinggung
kurva produksi sama IQ ) yang paling rendah, yaitu garis TC. Dengan demikian
titik ini menggambarkan gabungan tenaga kerja dan modal yang akan membutuhkan
biaya yang paling minimum untuk menghasilkan 1500 unit. Faktor produksi itu
terdiri dari 9 tenaga kerja dan 8 unit modal, dan biaya yang dikeluarkan adalah
Rp. 210.000.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar